"Humanisme adalah pengalaman manusia (human experience) sebagai starting point untuk mengetahui diri manusia sendiri, tuhan, dan alam semesta. Cara pandang ini kemudian digunakan oleh para saintis dan filosof dalam merumuskan metode kritis dan metode rasional untuk menjelaskan tentang gejala-gejala alam, semesta, manusia, dan masyarakat", tulisan tersebut menjadi pembuka pada slide pertama Dr.Tiar Anwar Bachtiar,M.Hum. dalam kelas workshop Islamisasi Ilmu kontemporer Universitas Abdurrab.
Dilain sisi humanisme adalah pandangan antitesis bagi ilmuwan barat. Perbedaan filosofis humanisme dan Islam terletak pada posisi manusia yang dianggap hanya bersaing dalam pemenuhan kebutuhannya sehingga berujung pada pola individualis. Tiar menjelaskan "Berbeda dengan pola Sosial Islam yang di arahkan untuk saling mengenal diantara perbedaan tanpa mengedepankan kecurigaan". Makin maju perkembangan ilmu pengetahuan, semakin rusak arahnya karena dikaitkan dengan kepentingan kaum kapitalis & dasar hawa nafsu lalu disaufistikasi dengan nalar.
Inilah momen pentingnya Implementasi Islamisasi ilmu kontemporer di bidang sosial, mengembalikan semua aspek kepada wahyu Allah S.W.T. dengan instrumen Al Qur'an & Hadist Rasulullah S.A.W. Acara seminar yang bertempat di ruang serbaguna Gedung Thariq Bin Ziyad ini, dibuka oleh Wakil Rektor Dr.Muhammad Saeri & Wakil Rektor III Andree,M.A.,M.Phil. (Giovany/Mediacenter)