tabranirab.com-Kepemimpinan tak lahir secara instan, namun butuh pelatihan dan pembiasaan memiliki karakter seorang pemimpin. Sebagai lembaga pendidikan yang mendidik calon pemimpin bangsa dan umat di masa depan, SMA Islam Abdurrab menjawabnya dengan menggelar "Leadership Training Today’s Teen Tomorrow’s Leader".
Kegiatan ini dilaksanakan di Ruangan Serbaguna Thoriq bin Ziyad, Fakultas Kedokteran, Universitas Abdurrab (UNIVRAB) pada tanggal 4-5 Desember 2018. Seluruh peserta yang berjumlah 34 orang merupakan murid SMA Islam Abdurrab yang duduk di kelas XI dan XII. Sebagai panitia, ustadz ustadzah SMA Islam Abdurrab dan pegawai Yayasan Iqra Annisa. Tujuan digelarnya Leadership Training ini adalah mempersiapkan generasi muda menjadi pemimpin masa depan dengan kecakapan yang dibutuhkan pada abad 21. Dalam training ini, peserta dituntut menjadi manusia muda yang disiplin, berwawasan luas, mampu berpikir kritis dan mempunyai kepercayaan diri dalam mengungkapan pendapat di khalayak ramai.
Acara training diisi pemateri-pemateri yang andal dan teruji di bidangnnya masing-masing, yakni Ustadz Andree, M.A, M.Phil, Ahli Filsafat Islam dengan tema "Akal dan Ilmu”, Dr. dr. Susiana Tabrani, M.Pd, Tokoh Pendidikan Riau yang juga Pembina Yayasan Abdurrab dengan tema “What is Leadership”, Ustadz Arlen Ara Guci, S.Psi, dengan tema “Skill Writing” dan Suci Shinta Lestari, S.Sos, M.I.K, dengan tema “Communication Skills” serta Soraya Medina, S.Ked dengan tema “Manajemen Waktu”. Dengan suguhan aneka materi ilmu dari beragam disiplin ilmu, diharapkan banyak pengetahuan dan pelajaran didapat peserta yang tentu saja bermanfaat buat masa depan.
Dr. dr. Susiana Tabrani, dalam sesi materinya menyampaikan tentang apa dan bagaimana menjadi seorang pemimpin. “Pemimpin adalah orang yang menetapkan standar untuk mempengaruhi orang lain. Betapa menjadi pribadi-pribadi pembelajar serta reading habits yang baik merupakan kunci utama menjadi pemimpin di masa depan," ulasnya. Ustadz Andree dalam materinya, menyampaikan prihal bagaimana gerangan jiwa-jiwa para pencari ilmu.“Ilmu yang benar adalah ilmu yang bermanfaat, yang paling bermanfaat adalah ilmu yang mengarahkan hidup, yaitu ilmu agama. Kemudian memudahkan hidup seperti Ilmu Kedokteran, barulah kemudian yang menghiasi kehidupan seperti seni," urainya.
Ustadzah Winda selaku panitia, menyebutkan kegiatan selama dua hari itu sengaja dikemas semenarik mungkin. “Acara ini sangat bermanfaat untuk peserta didik menjadi lebih sadar dan peduli akan peran mereka di masa depan. Suasana diskusi dalam acara leadership ini disetting begitu sistematis dan menarik, sehingga peserta bisa tetap fokus dan sabar mengikuti serangkaian acara yang begitu padatnya. Dua hari dua malam terasa kurang dan perlu ditambah hari pelaksanaannya," tuturnya. Training tak hanya monoton pada pemberian materi, tetapi juga diselingi Ice Breaking dan debat dua tokoh nasional, Buya Hamka dan M. Natsir, guna mengasah kemampuan peserta dalam berdiskusi serta memunculkan critical thinking.
Ahmad Farouq Mairiandy, siswa kelas XII IPA yang tercatat sebagai salah satu peserta mengaku senang dan puas mengikuti training tersebut. "Layaknya oase di tengah padang pasir, kami sungguh menikmati telaga ilmu yang disajikan di tengah kesibukan ujian serta akhir sekolah. Seluruh peserta antusias dalam kegiatan ini. Acara ini juga menandakan orang-orang yang peduli akan tahu bagaimana jadinya generasi penerus bangsa, negara serta agama ini berharap besar kepada generasi penerus seperti kami. Andai kata acara ini dilaksanakan dan bahkan menjadi salah satu syarat kelulusan seorang murid, maka tak akan kita jumpai lagi seorang pemuda yang bermalas-malasan. Kami berharap acara ini terus berlanjut dan meningkat dari waktu ke waktu,” demikian Ahmad Farouq.
Di akhir training, peserta diberikan sertifikat dan juga penghargaan bagi peserta terbaik dalam enam kategori, yaitu Teraktif (Restu Ananda Putra dan Raihana Lutfiah Rini). Terinspiratif (Natasya Dwina RA dan Twinrasqi). Terkreatif (Ahmad Farouq M dan Sry Khairany). Terapi (Irfan Nudin dan Yasmin Agyul A). Terdisiplin (Khevin Zuchri dan Rezki Rahmadona). Tercepat Tanggap (Afdi Farhan dan Yulia Safitri. Seluruh peserta kemudian ditugaskan membuat project akhir, berupa karya ilmiah dalam bidang sains, entrepreneurship, sosial politik, seni dan sastra yang akan dipersentasikan di hadapan yayasan dan orangtua. (medcen/alan/man)