Jumat, 3 Mei 2019, Gelaran IASEF 2019 yang ditaja oleh Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Iqra Annisa Pekanbaru berakhir hari ini. Setelah empat hari sebelumnya dibahas tuntas terkait Ekonomi Syariah, Waqaf, Zakat, hingga Digital Marketing, maka di hari penutupan ini dibahas tentang Manajemen Mesjid dan Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Masjid.
Kegiatan yang disponsori penuh oleh Yayasan Rotte Indonesia Mulya yayasan yang dimiliki oleh Rotte Bakery Indonesia, menghadirkan Manajemen Mesjid yang tersohor di Indonesia yaitu Mesjid Jogokariyan Jogjakarta. Dalam kesempatan ini pimpinan Takmir Mesjid Jogojariyan Bapak drh. Dwi Agus langsung memberikan pemaparan terkait praktik-praktik manajemen masjid yang saat ini dilaksanakan pada Mesjid Jogokariyan.
Dalam ulasannya disampaikan mengenai Keorganisasian dan Pengakderan Mesjid yang dmulai dari anak-anak usia dini, remaja mesjid, keluarga alumni remaja dan ummi muda, hingga takmir. Kemudian target Manajemen Mesjid adalah untuk meramaikan masjid, mulai dari sholat subuh hingga sholat subuh kembali.
Hal yang paling menarik dari penjelasan Bapak dua anak ini adalah bahwa Manajemen Mesjid Jogokariyan senantiasa berupaya agar kas masjid yang diperoleh dari infaq dan sodaqoh masyarakat itu senantiasa bernilai 0 (nol) rupiah. Mereka meyakini bahwa semakin cepat dipergunakan infaq dan sodaqoh masyarakat untuk menolong agama Allah, maka akan semakin cepat pula mengalir pahala bagi yang memberikan infaq dan sodaqoh tersebut. Oleh karena itu, tim manajemen tidak segan-segan untuk mempergunakan dana kas tersebut. Hal-hal yang dilakukan misalnya memberikan makan siang bagi jamaah sholat Jumat hingga 700 porsi setiap jumatnya, memberikan sarapan pagi hingga 300 porsi untuk Jamaah Subuh setiap Ahad, memberi penerangan masjid dari sore hingga pagi sehingga masjid selalu terang benderang sepanjang malam, memberi hadiah bagi jamaah, dan lain-lain sebagainya.
Ratusan Peserta yang memadati Teater Room Universitas Abdurrab, sungguh antusias mendengarkan pemaparan dari dokter hewan yang saat ini mengaku profesi utamanya adalah sebagai Takmir Mesjid bukan sebagai dokter hewan. “Program utama masjid Jogokariyan adalah menggembirakan tamu-tamu Allah yang datang ke masjid kami. Hal-hal sederhana saja sebenarnya yang kami lakukan, namun memang berbeda dari Mesjid yang lain, sehingga begitu menyentuh hati para jamaah”, papar beliau.
Dalam sesi Tanya jawab, peserta yang sebagian besar adalah pengurus masjid yang berada di Kota Pekanbaru berlomba-lomba memberikan pertanyaan seputar bagaimana mendorong anak-anak muda dan jamaah lainnya agar memiliki keterikatan emosional dengan masjid, sehingga dapat meluangkan waktu untuk ke masjid.
Iven ini sekaligus merupakan iven penutupan seluruh rangkaian acara dalam gelaran Iqra Annisa Sharia Economic Festival 2019. “Insya Allah, gelaran ini akan kita laksanakan tiap tahunnya. Kegiatan ini sebagai upaya dalam megedukasi masyarakat tentang Ekonomi Syariah dan lingkup besar yang ada di dalamnya. Kami sangat berterima kasih kepada Yayasan yang menaungi STEI Iqra Annisa yang terus mendorong manajemen STEI iqra Annisa, tidak lupa pula kepada seluruh sponsor-sponsor yang telah memberikan bantuan materil dan moril yang sangat membantu terselenggarakannya kegiatan ini’, Pungkas Dr Budi Trianto dalam sambutan penutupannya. (Humas)