Selasa, 9 Juli 2019, Jajaran Pimpinan Yayasan dan Universitas Abdurrab kembali melaksanakan kajian rutin setiap selasa pagi yang membahas Islamisasi Sains. Bertempat di Ruang Raja Ali Haji Susiana Tabrani Convention Hall, kali ini membahas terkait Islam sebagai agama yang diredhoi oleh Allah. Untuk membahas topic tersebut, Ustadz Andree, MA sebagai pemateri membedah tafsir Surah Ali Imran ayat ke 19.
Materi yang dibahas adalah seputar terminologi ‘diin’ dan ‘Islam’ yang terdapat dalam ayat tersebut. Diin, ungkap Ustadz Andree, dibangun dengan huruf Dal, Ya, dan Nun. Kata-kata yang dibangun dengan huruf-huruf tersebut diantaranya adalah daynun (bermakna hutang), dayanun (bermakna kepemimpinan), dan dinun (bermakna aturan dan syariat).
Daynun atau hutang dimaknai bahwa manusia berhutang kepada Allah. Hutang yang dimaksudkan adalah bahwa manusia berhutang kepada Allah atas penciptaan, karunia dan janji-janji diucapkan mulai manusia berada dalam kandungan ibunya, hingga manusia terlahir di dunia.
Tafsir selanjutnya adalah dayanun yang berarti kepemimpinan. Dijelaskan bahwa Islam sangat terbiasa dalam kehidupan yang komunal. Dalam kehidupan berkelompok tersebut juga diperlukan ditunjuk seorang pemimpin. Hal ini tercermin dari sholat berjamaah yang dilakukan oleh umat Islam. Dalam sholat berjamaah akan ditunjuk seorang pemimpin dengan memenuhi berbagai kriteria yang telah ditetapkan.
Berikutnya Dinun, dimaknai sebagai aturan-aturan atau syariah. Imam Ar Razi menyampaikan bahwa aturan-aturan Allah dipahami oleh manusia dalam empat tahapan yaitu tahapan syariat (pemahaman terhadap aturan-aturan Allah), hakikat (pemahaman nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam ibadah yang dilaksanakan), tarikat (jalan yang ditempuh untuk menuju keridhoan Allah atau sesuatu yang dilazimkan oleh seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah) dan ma’rifat (manusia yang sampai pada level mengenal Allah).
Tafsir selanjutnya adalah Madinah yang diartikan sebagai kota (yang merujuk pada unsur geografis). Secara lebih luas diartikan sebagai tempat tumbuhnya sebuah peradaban (tamaddun). Ibnu Khaldun menyebutkan bahwa tamddun adalah hal-hal halus setelah hal-hal pokok terpenuhi. Peradaban tidak akan terwujud bila kebutuhan pokok belum terpenuhi. Lebih jauh lagi, Ibnu Khaldun menyebutkan bahwa orang-orang yang beradab adalah orang-orang yang halus budi bahasanya.
Selanjutnya terminologi Islam dibangun dari huruf sim dan lam. Dua diantara tafsir dari terminologi ini adalah salam (kedamaian dan keselamatan) dan istislam (penyerahan diri). Makna ini bersifat sirkular, di mana kedamaian dan keselamatan dapat dicapai dengan senantiasa menyerahkan diri kepada Allah dan dalam keadaan damai dan selamat manusia akan senantiasa menyerahkan diri kepada Allah.
Kajian Islamisasi Sains tingkat pimpinan ini menjadi agenda rutin bagi pimpinan Yayasan dan Universitas Abdurrab. Hal ini mengingat agenda besar yang ingin dicapai oleh Universitas Abdurrab untuk mengimplementasikan Islamic World View tidak hanya pada akademik atmosfer kampus, namun juga pada kurikulum Universitas