Pekanbaru, 30 September 2019. Bertempat di Susiana Tabrani Convention Hall, Abdurrab Foundation membuka Riau Haze Disaster Expo. Pameran yang menyajikan berbagai kreatifitas masyarakat Riau terkait Bencana Asap yang terus berulang setiap musim kemarau semenjak tahun 1997.
Beberapa tujuan diadakannya Riau Haze Disaster Expo tersebut disampaikan oleh Ibu Dr. dr. Susiana Tabrani, M.Pd selalu Pembina Yayasan Abdurrab. Dalam paparannya, Ibu Susiana menyampaikan kegiatan ini merupakan ikhtiar perlawanan Yayasan Abdurrab sebagai masyarakat Riau untuk memerdekakan Propinsi yang kaya ini dari cengkeraman musibah akibat permisifnya masyarakat Riau ini terhadap ketamakan yang dipertontonkan oleh pemilik modal.
“Kami telah memulakan perlawanan ini pada tahun 2015 dengan menamakan gerakannya sebagai Riau Melawan Asap. Namun ternyata asap terus saja berulang setiap tahunnya. Hingga kami berfikir bahwa gerakan ini harus kami tingkatkan levelnya menjadi Gerakan Riau Merdeka Asap,” papar Ibu Susiana.
Gerakan Riau Merdeka Asap ini telah menggagas berbagai kegiatan yang berkolaborasi dengan lembaga-lembaga yang ada di bawah yayasan Abdurrab. “Kita tidak diam. Kita lakukan berbagai ikhtiar yang mungkin dilakukan. Kita bekerjasama dengan Abdurrab Islamic School dan Universitas Abdurrab untuk mendistribusikan bantuan makanan, obat-obatan dan masker standar N95 kepada korban di Pelalawan, Kampar dan juga Meranti yang jumlah titik apinya sangat banyak. Universitas Abdurrab telah membuka klinik gratis bagi penderita ISPA. Kemudian mahasiswa FKIK Univrab juga turun ke sekolah-sekolah untuk memberikan konsultasi dan pengobatan gratis kepada siswa di sekolah tersebut,” jelas beliau lagi.
Saat ini asap di Riau sudah mulai berkurang. Namun aktifitas Gerakan Riau Melawan Asap tidak berhenti begitu saja. “Tidak boleh berhenti. Jika kita berhenti, maka seolah-olah kita mengirim pesan kepada pembakar hutan bahwa amarah kita terhadap bencana buatan ini hanya sesaat. Jika asap sirna, maka kita kembali tertawa. Kesan itu yang ditangkap oleh pemilik modal itu,” ujar Putri Tokoh Riau Tabrani Rab ini geram.
Expo ini untuk mengedukasi masyarakat. Masyarakat diberikan pemahaman mengapa hutan ini dibakar, siapa yang membakar, apa dampak kebakaran ini terhadap dirinya, terhadap keluarganya, baik efek kesehatan, pendidikan bahkan dampak secara ekonomi. Selanjutnya kegiatan ini juga ditujukan untuk menyadarkan masyarakat bahwa bencana ini bukan bencana ‘given’, namun bencana buatan. Hal ini merupakan tujuan yang penting, sehingga masyarakat benar-benar melawan keadaan ini tidak hanya pada saat asap dalam situasi darurat saja, tetapi juga untuk benar-benar menggesa bahwa bencana ini tidak terjadi lagi.
Lebih lanjut, Abdurrab Foundation akan terus menggiatkan berbagai kegiatan-kegiatan terkait Asap ini. Seperti penelitian-penelitian berbagai sector yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi di bawah yayasan Abdurrab. Penelitian terkait kesehatan, psikologi, penelitian social, hingga penelitian ekonomi akibat dampak asap yang telah dirasakan masyarakat selama kurun waktu dua puluh dua tahun ini. Selain itu, Abdurrab Foundation juga merencanakan untuk membuat semacam kurikulum untuk diinternalisasikan di setiap level pendidikan yang memberikan pemahaman kepada siswa dan mahasiswa tentang bencana asap dari hulu hingga ke hilirnya.
Sebagai rangkaian dari Expo ini, juga dilakukan pengumuman pemenang lomba Literasi Abdurrab yaitu lomba menulis, desain poster dan pembuatan video tentang ‘Riau Haze Disaster’ yang diikuti oleh pelajar dari tingkat SD, Sekolah Menengah, perguruan Tinggi hinga masyarakat umum. Hasil –hasil karya masyarakat ini dipamerkan di Susiana Tabrani Convention Hall. “Hasil Karya ini akan terus kita pamerkan di Susiana Tabrani Convention Hall ini. Kapan saja masyarakat ingin memperoleh informasi tentang asap, silakan datang untuk melihatnya di sini,” tutup Ibu Susiana.