tabranirab.com-Direktur Bisnis dan Aset Komersial Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr. rer.nat Jaenal Effendi S.Ag, MA mengajak mahasiswa peduli halal dan siap memainkan peran menghadapi Revolusi Industri 4.0. Jaenal mengatakan hal tersebut saat memberikan kuliah umum (Stadium General) di ruang serba guna Gedung Tariq Bin Ziyad, Kampus Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Iqra Annisa, Pekanbaru, Senin (12/11).
Stadium General ini mengambil tema “Halal Life Style di Era Revolusi Industri 4.0." Kegiatan ini selain menampilkan Dr. Jaenal Effendi MA sebagai narasumber utama, juga dihadiri mahasiswa STEI serta para staf di lingkungan STEI Iqra Annisa. Dalam paparannya, Jaenal menyampaikan kepedulian terhadap halal yang kini sudah menjadi gaya hidup (life style) sangat relevan dengan kemajuan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik modern. Ia menyebutkan, tujuannya adalah untuk mengenalkan dan mensosialisasikan betapa pentingnya produk halal di era milenial. Dikatakan, Indonesia perlu banyak banyak belajar dari Malaysia dan Singapura dalam membangun industri halal.
"Revolusi Industri 4.0 merubah dengan cepat (mendisrupsi) peradaban manusia. Dampaknya paling dahsyat, tidak hanya menciptakan peradaban, tapi juga mengoptimalisasi apa yang sudah ada dan menghubungkannya satu sama lain. Perubahan sedang memasuki Revolusi Industri 4.0. Kita bisa melihat fenomena kodak dan nokia, betapa pentingnya adaptasi dan inovasi," tuturnya.
Jaelani menjelaskan, Revolusi Industri 4.0 merupakan era industri dimana seluruh entitas yang ada di dalamnya dapat saling berkomunikasi secara real time kapan saja dengan berlandaskan pemanfaatan teknologi internet dan CPS (Cyber Physical System) guna mencapai tujuan tercapainya kreasi nilai baru ataupun optimasi nilai yang sudah ada dari setiap proses di industri. "Potensi dan manfaat Industri 4.0 berdampak pada pengembangan produk menjadi lebih cepat, mewujudkan permintaan yang bersifat individual (kustomisasi produk), produksi yang bersifat fleksibel dan cepat dalam menanggapi masalah serta efisiensi sumber daya," ucapnya.
Dari Halal Food Hingga Halal Cosmetic
Mengulas prihal halal life style, ia menuturkan bagaimana cara seorang muslim menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat Islam. "Sektor halal itu diantaranya halal food, halal finance, halal tourism, halal clothing, halal media/recreational, halal pharmaceutical dan halal cosmetic," rincinya. Lebih jauh, ia mengurai, e-commerce menjadi saluran distribusi yang sangat penting bagi halal food. Distribusi halal food melalui e-commerce harus didukung oleh halal logistic operation. Supermarket makanan serba halal Singapore MyOutlets meluncurkan global e-marketplace bernama Haladeen. Nippon Express (Jepang) menyediakan layanan halal food logistic untuk memenuhi permintaan makanan halal di Asia.
Bicara peluang halal food, masih banyak peluang investasi pada industri makanan halal yang dapat dikembangkan. Perkembangan kategori produk sudah mulai matang, salah satu contohnya pengembangan produk halal dan organik yang banyak dipasarkan di negara-negara OIC. Kerjasama perdagangan antar negara-negara OIC memperlancar sirkulasi halal food. Konvergensi antar sektor dalam halal lifestyle dapat dikembangkan lebih jauh, contohnya, integrasi antara halal food dan halal tourism.
"Adapun tantangan halal food, ketersediaan pembiayaan bagi industri halal masih terbatas. Kurangnya inovasi produk halal food. Kurangnya harmonisasi regulasi mengenai halal food," tegasnya. Prihal halal finance, ia menguraikan, pengembangan Financial Technology (Fintech) di berbagai lembaga keuangan syariah di dunia. Dubai Islamic Bank Pakistan meluncurkan Branchless Banking Initiative. Al Rajhi Bank menggunakan instant EMV card dari Gemalto. Secara umum, kinerja fintech lembaga keuangan syariah masih lebih rendah dibanding lembaga keuangan konvensional, karena efisiensi operasionalnya sangat dipengaruhi oleh ukuran lembaga.
"Peluang halal finance, ada peluang bagi lembaga keuangan syariah untuk mengembangkan teknologi Artificial Intelligent (AI) dan Big Data. Lembaga keuangan mikro merupakan sektor yang memiliki potensi pertumbuhan sangat besar. Dana pensiun syariah merupakan sektor yang belakangan banyak diminati oleh konsumen. Masih banyak peluang pengembangan produk keuangan syariah," jelasnya. Sementara jika menyebut tantangannya, seperti pengembangan manfaat teknologi pada perbankan syariah saat ini sedang stagnan. Belum ada lembaga yang secara khusus mengeluarkan regulasi mengenai pengembangan teknologi bagi lembaga keuangan syariah. Banyak pihak yang masih belum menindaklanjuti dengan serius potensi lembaga keuangan mikro syariah serta pilihan produk keuangan yang terbatas akibat pembatasan halal haram.
Lalu, bagaimana dengan halal cloting? Jaenal mengulas The Modist, platform e-commerce busana muslim yang berbasis di London telah diluncurkan bersamaan dengan majalah digital “The Mod”. Aasiya, label pakaian olah raga muslim mendapatkan dukungan pendanan pada Kickstarter. Trend busana muslim dengan cepat menyebar melalui media sosial. Adapun peluangnya, pelaku bisnis busana muslim online dapat disarankan untuk melakukan ekspansi dengan membuka toko offline agar meningkatkan brand recognition dan mengintegrasikan sektor online dan offline. Segmen pasar pakaian olahraga muslim merupakan segmen yang saat ini cukup menjanjikan. Pendanaan dari lembaga keuangan syariah dapat meningkatkan perkembangan usaha halal clothing.
"Jika bicara tantangan, beberapa negara non muslim membuat regulasi yang membatasi pemasaran halal clothing di negaranya. Ketersediaan pembiayaan bagi startup-startup halal clothing masih terbatas," tegasnya. Di bagian halal media/recreational, dikatakan, aplikasi Alpha yang berbasis di Dubai bernama Seerah App, yaitu aplikasi story telling yang menampilkan cerita tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW. Ali Huda, sebuah aplikasi yang menampilkan konten video halal media/recreational bagi anak-anak telah diluncurkan. Buzzfeed meluncurkan koleksi “Snapchat” yang mengumpulkan pengalaman hidup muslim untuk memberikan support bagi muslim audience.
Artinya, sambung Jaenal, peluang itu cukup terbuka. Ini dapat disimak dari: halal media/recreational adalah sektor yang sangat menjanjikan bagi investor. Halal media/recreational dapat menjadi wadah promosi halal life style dan islamic economy melalui platform-platformnya. Sejalan dengan visi pendidikan islami, sehingga kedua sektor tersebut dapat saling mendukung. Terdapat momen-momen strategis untuk perkembangan halal media/recreational seperti bulan Ramadhan dan musim haji. "Tantangannya, IP rights yang buruk menghambat perkembangan inovasi bagi produk-produk halal media/recreational. Banyaknya konten negatif yang ada di media sosial dapat membatasi kemampuan halal media/recreational untuk memberikan dampak bagi kehidupan muslim. Kurang variasi model bisnis bagi perkembangan halal media/recreational," tuturnya.
Sedangkan di bagian halal pharmaceutical dalam kaitannya dengan Revolusi Industri 4.0, Jaenal bilang, Malaysia mengembangkan Kerangka Rantai Pasok Halal Pharmaceutical Terkomputerisasi untuk penyimpanan dan pembelian. Nah, hal ini tentu saja menjadi peluang kesekian bagi peningkatan investasi di bidang teknologi untuk halal pharmaceutical. Halal generic dapat memperluas akses terhadap obat-obatan bagi pasar negara-negara OIC. Halal pharmaceutical dapat memanfaatkan kerjasama perdagangan antar negara-negara OIC. Apakah peluang terbentang bukan tanpa tantangan? "Keterbatasan bahan-bahan obat-obatan halal dapat menghambat perkembangan halal pharmaceutical industri. Perkembangan industri halal pharmaceutical masih dihambat oleh terbatasnya standarisasi yang berkualitas," pungkas Jaenal. (medcen/alan/vivi)